Kamis, 16 April 2009

Fisiologi Menelan

Menelan merupakan aksi fisiologis kompleks ketika makanan atau cairan berjalan dari mulut ke lambung. Proses menelan dipersarafi oleh saraf V, IX, X dan XII. Menelan terjadi dalam tiga fase: oral, faringeal, dan esophageal.

Pada fase oral, makanan yang telah dikunyah (bolus) didorong ke belakang mengenai dinding posterior faring oleh gerakan voluntar lidah dan menyebabkan rangsangan gerakan refleks menelan.

Pada fase faringeal, palatum mole dan uvula bergerak secara refleks menutup rongga hidung, laring terangkat dan menutup glotis mencegah makanan memasuki trakhea (saluran nafas) untuk menghindari aspirasi (tersedak). Kontraksi otot konstriktor faringeus mendorong bolus melewati epiglotis menuju faring bagian bawah dan memasuki esofagus.

Fase esofageal. Ketika bolus hendak masuk ke esofagus, otot-otot krikofaringeus relaksasi sejenak sehingga memungkinkan bolus masuk ke esofagus. Setelah relaksasi yang singkat ini, gelombang relaksasi primer dihantarkan ke otot krikofaringeus yang menyebabkan otot ini berkontraksi dan mendorong bolus menuju sfingter esofagus bagian distal. Adanya bous merelaksasikan otot sfingter ini dan memungkinkan bolus masuk ke dalam lambung.

Pada esofagus terdapat dua gerakan peristaltik, primer dan sekunder. Gerakan peristaltik primer bergerak dengan kecepatan 2 sampai 4 cm/detik sehingga makanan yang tertelan mencapai lambung dalam waktu 5 sampai 15 detik. Gerakan esofagus sekunder timbul bila gelombang primer gagal mengosongkan esofagus.

Posisi berdiri tegak dan gaya gravitasi adalah faktor-faktor penting yang mempermudah transport dalam esofagus bagian bawah, tetapi adanya gerakan peristaltik memungkinkan orang untuk minum air sambil berdiri terbalik dengan kepala di bawah atau ketika berada di luar angkasa dengan gravitasi nol.

Tidak ada komentar: